Pulau
Jawa yang terkenal akan kentalnya dengan peninggalan-peninggalan
sejarah perjuangan Negara Indonesia yang hingga kini masih asli dan
banyak sekali wisatawan yang tertarik nah ini dia tempat wisata yang
sudah masuk manca negara dan sudah pernah dipakai untuk shooting film
hollywood juga masuk kedalam keajaiban dunia. Hayo Siapa yang belum
pernah mendengar dan tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini
memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang
mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World
Wonder Heritages ini.
Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai
tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
candi
Buddha ini yang
terletak di Borobudur,
Magelang,
Jawa
Tengah,
Indonesia.
Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km
di
sebelah barat daya Semarang,
86 km di sebelah barat Surakarta,
dan 40 km di sebelah barat laut yogyakarta.
Candi berbentuk stupa
ini
didirikan oleh para penganut agama
Buddha
Mahayana sekitar
tahun 800-an
Masehi pada
masa pemerintahan wangsa
Syailendra.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang
diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi
dengan 2.672 panel relief
dan
aslinya terdapat 504 arca
Buddha. Stupa
utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini,
dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang
didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi
teratai sempurna dengan mudra
(sikap
tangan) Dharmachakra
mudra (memutar
roda dharma).
Borobudur
dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram
Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan,
seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa
Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei
824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur
sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang
berteras-teras (budhara),
sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang
terletak di tempat tinggi.
Bangunan
Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat.
Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah
direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan.
Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di
atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa
stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan
melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana,
setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui
setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian
dasar Borobudur, disebut Kamadhatu,
melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di
atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat
membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada
tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga
tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang
berlubang-lubang disebut Arupadhatu,
melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan
bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan
nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap
tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir
pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan
searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya
Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu
Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi
masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang
mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief
kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu
itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan
relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha.
Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang
yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk
mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat
mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada
abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum
Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat
mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa
(salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan
ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang
Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa
pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The
Lamp for the Path to Enlightenment"
atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah
satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah
bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu
ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur
awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan
Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti
lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi.
Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin
Merapi.
Dengan
segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari
segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus
dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa
berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan
Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga
bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama
Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei
2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali
Pesan
Hotelnya NYOKKKK...... Gampang kok Klik Aja Yach Gambar Dibawah ini :